Sabtu, 12 Januari 2013

Perekonomian dan Demografi Pulau Ambon

Singkong dan sagu adalah tanaman utama, yang juga termasuk sukun, tebu, kopi, kakao, lada dan kapas. Selain ini, berburu dan memancing melengkapi diet lokal. Pala dan cengkeh, dulunya tanaman ekspor yang dominan, namun sekarang diproduksi dalam jumlah terbatas. Kopra juga diekspor. Amboina kayu, yang diperoleh dari pohon angsana dan sangat dihargai untuk kayu hias, kini sebagian besar ditanam di Seram. Para pengusaha utama di Pulau Ambon adalah Kantor Gubernur (PEMDA), Kantor Walikota (Pemkot), Raiders 733 (Indonesian Satuan Militer), dan Ambon City Center (mall hanya di Pulau Ambon). Perekonomian seluruh Pulau Ambon mulai bergeser keluar dari "Old Towne" (Kota Lama) terhadap Passo, yang merupakan distrik bisnis pusat baru diangkat dari wilayah pulau. Perekonomian Pulau Ambon baru-baru ini didorong oleh investasi yang dilakukan oleh Ciputra Group dalam menciptakan sebuah kota satelit baru di seluruh Lateri, Kotamadya Ambon, Maluku: Citraland Bay View City. Selanjutnya, internasional standar baru dibangun pusat perbelanjaan, Ambon City Center, saat ini sedang dibangun di Passo oleh Grup Bliss.


Orang Ambon adalah campuran Melayu-Papua asal. Mereka sebagian besar Kristen atau Muslim. Bahasa dominan pulau Ambon Melayu, juga disebut orang Ambon. Ini dikembangkan sebagai bahasa perdagangan Maluku Tengah, dan berbicara di tempat lain di Maluku sebagai bahasa kedua. The Kreol tua perdagangan bahasa Portugis disebut telah mati. Bilingualisme di Indonesia cukup tinggi sekitar Kota Ambon. Ada ketegangan agama yang kuat di pulau antara Muslim dan Kristen dan ketegangan etnis antara orang Ambon pribumi dan transmigran Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar